Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Hari Pendidikan Nasional, BRIN dan Sultanate Institute Luncurkan Buku

Buku Keajaiban Negeri Emas Zabaj menjelaskan tentang kawasan Asia Tenggara dari sudut pandang pelayar abad 9 dan 10.

2 Mei 2023 | 23.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Merayakan Hari Pendidikan Nasional 2023, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Sultanate Institute mengadakan webinar dengan tema "Tekscavation integrasi pendekatan arkeologi filologi dalam penelitian sejarah" serta peluncuran buku ‘Keajaiban Negeri Emas Zabaj-Indonesia dalam catatan dunia Islam masa Abbasiyah’.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Organisasi Riset Arkeologi Bahasa dan Sastra BRIN Herry Yogaswara mengucapkan selamat atas peluncuran buku tersebut dan tak lupa mengingatkan jasa Ki Hajar Dewantara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Dari Ki Hajar Dewantara sebetulnya kita bicara pendidikannya inovatif dan juga memerdekakan. Kata memerdekakan itu yang seringkali kita lupakan tapi sekarang karena diangkat kurikulum merdeka,” kata Herry, Selasa, 2 Mei 2023.

Sementara itu, Abu Bakar Said, penulis buku ‘Keajaiban Negeri Emas Zabaj’ menjelaskan secara sekilas buah karyanya. Menurutnya, buku ini terdiri dari dua bagian. “Yang pertama bicara tentang banyak laporan dan bagian kedua bicara tentang terjemahan,” ujarnya.

Buku tersebut lebih banyak bicara tentang kawasan Asia Tenggara, lebih spesifiknya kawasan Indonesia. Datanya berdasarkan sudut pandang para pelayar maupun pelancong.

“Rata-rata laporan yang berasal dari abad 9 dan 10 oleh seorang nakhoda kapal,” katanya menjelaskan rentang waktu kejadian. Disebutkan nakhoda sudah sering mondar-mandir ke negeri emas di kawasan Asia Tenggara.

Penyebutan Negeri Emas, menurutnya, terutama di kawasan di Pulau Sumatra yang menjadi pusatnya. Ada kisah yang menyebut kapal mengelilingi wilayah selama dua tahun tidak selesai. “Artinya sangat luas sekali, mungkin sampai Asia Tenggara kurang lebihnya. Dan tujuannya bukan Asia Tenggara melainkan di kawasan Indonesia ini,” jelasnya.

Oman Fathurrahman, Guru Besar UIN Jakarta, menjelaskan Arkeo-Filologi merupakan pendekatan kajian untuk merekonstruksi kebudayaan manusia masa lampau dengan memadukan pemanfaatan data yang dijumpai dalam material  arkeologis seperti prasasti, batu nisan dan situs. Sementara dari sisi filologis, misalnya, berupa manuskrip kuno.

“Filologi merupakan studi kritis atas manuskrip kuno tulisan tangan atau material di atas tanah,” kata Oman. Ia juga menjelaskan bahwa arkeologi merupakan studi sistematis atas benda-benda purbakala atau material di bawah tanah.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus