Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar Partai Solidaritas Indonesia atau PSI mengikuti langkahnya berpolitik saat dulu maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2014 bersama Basuki Tjahja Purnama atau Ahok. Saat itu, Jokowi berusaha memiliki pembeda antara dirinya dengan pasangan calon yang lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya melihat saat itu ada peluang, karena setiap pemilihan Pilkada di mana pun selalu calonnya itu pakai jas, pakai dasi, pakai peci. Gak ada yang berani keluar dari situ," ujar Jokowi saat menghadiri HUT ke-8 PSI di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa, 31 Januari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi menyebut saat itu dirinya berasal dari desa dan asing di Jakarta. Sehingga, dirinya merasa harus memiliki pembeda dengan pasangan calon lainnya yang rata-rata berasal dari Jakarta.
"Saat itu saya ingat menyiapkan dengan Pak Ahok itu baju kotak-kotak. Gak ada yang berani membuat tren seperti itu, (karena) itu ada risikonya, risikonya bisa kalah kalau keliru," kata Jokowi.
Namun, Jokowi menyebut langkahnya itu ternyata disambut dengan baik oleh masyarakat, khususnya masyarakat yang berusia muda. Ia kemudian meminta agar PSI membuat diferensiasi seperti itu dalam berpolitik.
"PSI harus memiliki diferensiasi kalau dibandingkan partai-partai lain, jangan ngikutin mereka. Isunya jangan ngikutin mereka, jangan jadi follower, tapi harus jadi trensetter-nya," kata Jokowi.
M JULNIS FIRMANSYAH