Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan kendala serius dalam membangun keluarga sejahtera adalah mental boros.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau kita orang miskin tapi enggak punya perasaan seperti orang miskin, kemudian hidupnya boros, tidak punya rasa atau karsa yang kuat,” kata Hasto dalam telekonferensi, Rabu, 10 Juni 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasto pun menceritakan pengalamannya ketika menjadi Bupati Kulon Progo selama 7 tahun sejak 2011. Ia mendapati bahwa banyak keluarga yang miskin di wilayah tersebut tetapi boros. Misalnya, mereka miskin tapi ingin kredit motor dan mobil. SIfat ini, kata Hasto, tidak menghayati kemiskinan.
“Kalau orang Jawa bilang durung becus keselak besus. Belum berprestasi sudah ingin prestise. Ini penyakit paling serius membuat kita miskin berkepanjangan,” ujar dia.
Hasto juga melihat data BPS tentang pengeluaran rakyat Kulon Progo pada 2013 lebih banyak untuk rokok, yaitu sebesar Rp 96 miliar per tahun. Kemudian pengeluaran beli pulsa sebesar Rp 49 miliar per tahun.
Dokter spesialis kandungan itu juga mendapati ada warga miskin tapi mengkredit moge (motor gede) dan digunakan untuk mengangkut rumput. “Bagaimana bisa kaya kalau uangnya lari ke pihak kapital.”
Menurut Hasto, perilaku boros ini perlu diperbaiki. Sebab, mental yang berubah akan menghasilkan kinerja yang baik. “Sehingga sukses membangun ekonomi keluarga,” kata Hasto Wardoyo.