Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyatakan bahwa 36 juta penduduk Indonesia masih belum memiliki antibodi Covid-19 berdasarkan hasil survei Serologi pada November-Desember 2021. Tito pun mengingatkan bahwa antibodi tidak menjamin seseorang tidak akan tertular penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-Cov-2 tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi jangan euforia dulu," kata dia dalam paparan hasil survei di kantornya, Jakarta, Jumat, 18 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasil survei pemerintah tersebut menyatakan 86,6 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi SARS-Cov-2. Artinya, kata dia, masih ada 13,4 persen atau 36 juta penduduk yang belum punya antibodi per akhir tahun kemarin.
Survei itu dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, sejumlah ahli, dan institusi bidang kesehatan. Survei bertujuan untuk mengetahui estimasi populasi masyarakat yang mempunyai antibodi SARS-Cov-2 berdasarkan umur, jenis kelamin, dan wilayah.
Tito kemudian mengingatkan kalau antibodi juga tidak bisa mencegah penularan. Akan tetapi, antibodi bisa menetralisir virus ketika masuk ke dalam tubuh.
"Jadi resiko masuk rumah sakit dan kematian rendah," kata dia.
Survei juga mengungkapkan kadar antibodi tertinggi dimiliki oleh mereka yang pernah terinfeksi dan sudah divaksin. Bahkan kadar antibodi mereka yang sudah vaksin tiga kali lebih tinggi dibandingkan yang belum vaksin.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang mendampingi Tito pun meminta masyarakat yang belum tertular sekalipun untuk segera vaksin.
"Jadi suka tidak suka, urutannya penting, mending vaksin duluan baru ketular," kata dia.
Budi menyatakan pemerintah akan terus memantau perkembangan pembentukan antibodi virus Covid-19 di masyarakat. Untuk itu, kata dia, survei ini akan dilakukan kembali secara berkala.
"Survei dilakukan setiap enam bulan," kata dia
Meskipun sebagian besar masyarakat diklaim telah memiliki antibodi sejak akhir tahun lalu, Indonesia tetap mengalami lonjakan angka penularan Covid-19 pada awal tahun ini. Hal itu tak lepas dari munculnya varian Omicron.
Angka penularan Covid-19 pada Februari lalu bahkan sempat menyentuh lebih dari 60 ribu kasus baru per hari. Akan tetapi Satgas Covid-19 menyatakan angka itu terus menurun.