Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bertemu dengan pengurus DPP Partai NasDem, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkfili Hasan membahas soal rencana pemisahan pemilihan legislatif atauPileg dan pemilihan presiden atau Pilpres. Zulkifli mengaku akan mencari jalan agar Pileg dan Pilpres dilaksanakan dalam waktu yang berbeda.
“Kami lagi cari jalan, apakah (melalui) undang-undang, atau amandemen Undang-Undang Dasar nanti. Sehingga bisa pemilu legislatif dan pilpres bisa dipisah,” kata Zulkifli di DPP NasDem, Jakarta, Selasa 10 Maret 2020.
Menurut dia, PAN sejak awal tidak sepakat dengan Pemilu serentak. Namun karena kini Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan untuk tetap menyelenggarakan Pemilu secara serentak, mereka akan mencari jalan lain untuk memisahkan pelaksanaan Pileg dan Pilpres.
|
Ia menilai Pilpres perlu dibuat eksklusif karena memilih kepala negara sekaligus kepala pemerintahan memiliki wibawanya sendiri. “Karena memilih kepala pemerintahan sekaligus kepala negara. Oleh karena itu beda. Bagaimana jalan keluar supaya dipisah, waktunya tidak sama,” ujar Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ini.
Ketua Umum NasDem Surya Paloh pada pertemuan dengan Partai Golkar sebelumnya, juga menyampaikan keinginan sama. Surya beralasan Pemilu 2019 partai politik merasakan beratnya kondisi pelaksanaan pemilu secara serentak. Ia menyebut pemilu serempak itu di luar batas kewajaran dan kapasitas mereka sebagai peserta pemilu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk itu Surya mengusulkan agar Pileg dilaksanakan sebelum Pilpres. Lalu Pilpres bisa dilaksanakan beberapa bulan setelah pelaksanaan Pileg. ”Seyogyanya kami berharap mungkin tetap terpisah, yaitu pemilu legislatif terlebih dulu beberapa bulan dan baru pelaksanaan pilpres,” kata dia di DPP Golkar, Jakarta, Senin 9 Maret 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini