Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Pemkot Surabaya Kaji Usulan Dua Nama Jalan Diganti dengan Tokoh NU

Pemkot Surabaya mengkaji usulan penggantian dua nama jalan di Kota Pahlawan, Jatim, dengan tokoh Nahdlatul Ulama

17 Januari 2023 | 09.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya mengkaji usulan penggantian dua nama jalan dengan tokoh Nahdlatul Ulama yakni Jalan Bubutan diganti K.H Ridwan Abdullah dan Iskandar Muda diganti Hasan Gipo. Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengatakan, usulan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Surabaya itu akan dikaji secara historisnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Karena tokoh NU (Nahdlatul Ulama) yang rencananya dijadikan nama jalan itu, juga orang Surabaya dan menjadi pahlawan di zamannya. Selama ini hanya tercatat saja," kata Armuji dalam keterangan tertulisnya, Selasa 17 Januari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mantan Ketua DPRD Surabaya tersebut menambahkan, pergantian nama jalan harus melalui mekanisme yang berlaku. "Bisa nanti diusulkan oleh Pemkot, setelah mendapat masukan dari masyarakat. Kemudian dibahas oleh Dewan melalui pansus (panitia khusus). Kalau sudah disetujui maka dilakukan pergantian nama jalan tersebut," kata dia.

Lebih lanjut, Cak Ji panggilan Armudi mengatakan, akan lebih bagus jika nama jalan di Surabaya banyak yang memakai nama tokoh-tokoh pejuang dari Surabaya.

Alasan usul penggantian

Anggota Fraksi PKB DPRD Surabaya Camelia Habiba sebelumnya mengatakan, usulan pergantian nama jalan karena merupakan tempat perjuangan NU. "Jalan Bubutan diubah menjadi Jalan K.H. Ridwan Abdullah, di mana Beliau adalah Pengarang Lambang NU yang rumahnya ada di Bubutan dan Kantor PCNU Surabaya adalah tempat sejarah Kantor PBNU Pertama," ujar Habiba.

Untuk Jalan Iskandar Muda diubah menjadi Jalan Hasan Gipo karena Pahlawan Iskandar Muda tidak ada history dengan Surabaya. Sedangkan Hasan Gipo adalah Ketua NU pertama, yang tidak jauh dari sana ada situs sejarah Langgar Gipo, yang menjadi cagar budaya dan sejarahnya ada keterkaitan dengan K.H. Mas Mansyur.

Wakil Ketua Komisi A DPRD Surabaya tersebut menambahkan, perubahan dua nama jalan itu karena Surabaya merupakan kota di mana warga Nahdliyin berdiskusi, merumuskan strategi melawan penjajah kala itu. Hal itu dibuktikan dengan kantor PBNU pertama di Surabaya, yang kini menjadi kantor PCNU Surabaya.

"Usulan nama jalan ini menjadi kado satu abad NU, karena Surabaya adalah kota lahirnya Nahdlatul Ulama. Fraksi PKB akan mencari dukungan di Yos Sudarso (kantor DPRD) karena minimal dua fraksi bisa mengusulkan Raperda Inisiatif DPRD," kata dia.

Baca: Soal Cawapres Anies Baswedan, Gus Choi NasDem: Pantas Dipertimbangkan dari Kalangan NU

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus