Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Saat Jokowi Berbincang dengan Banser Wanita NU

Jokowi sempat berbincang dengan seorang anggota Banser wanita atau Wanser NU saat silaturahmi dengan kiai di Karesidenan Kedu, Jawa Tengah.

24 Maret 2019 | 08.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi, bersepeda menuju lokasi Deklarasi Alumni Jogja Satukan Indonesia di Stadion Kridosono, DI Yogyakarta, Sabtu, 23 Maret 2019. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi sempat berdialog dengan salah seorang anggota Barisan Ansor Serbaguna (banser) wanita Nahdlatul Ulama (NU) saat bersilaturahmi dengan kyai dan tokoh se-eks Karesidenan Kedu, Jawa Tengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya Turiwah dari Purworejo, anggota anggota banser wanita, wanser," kata Turiyah di gedung Tri Bhakti Magelang, Sabtu.

Turiwah bertemu dengan Presiden Joko Widodo dalam acara Silaturahim Presiden RI Joko Widodo dengan kyai dan tokoh se-eks Karesidenan Kedu, Jawa Tengah yang dihadiri oleh sekitar 6.000 orang.

"Tugasnya wanser apa saja sih?" tanya Presiden Jokowi.

"Pengamanan pengajian, membantu saat banjir, pengawalan ziaroh, pengawalan muslimat," jawab Turiyah.

"Ziarah ke mana-mana dong?" tanya Presiden.

"Kemarin ke Senayan, ketemu Pak Jokowi tapi lihat dari jauh, di GBK," jawab Turiyah.

"Ya ya ya, menurut ibu fitnah dan hoaks di masyarakat seperti apa?" tanya Presiden.

"Kita jadi banser hoaksnya juga banyak loh Pak, berjuang untuk NU berat loh Pak, mengawal pak kyai berat loh, saya mohon ada motivasi gaji bulanan," kata Turiyah tidak menjawab pertanyaan Presiden.

"Namanya apa? Uang motivasi ya. Menarik, ini menarik," ungkap Presiden.

Turiyah kemudian bercerita jika menjadi Banser wanita juga menjalani pendidikan. "Kita pendidikannya seperti militer jungkir balik di Rindam karena pelatih dari Magelang datang, dari Pak Kapolres Purworejo, dijemur juga Pak," cerita Turiyah.

"Kok dijemur?" tanya Presiden.

"Dijemur di lapangan, cara malam ke makam kehujanan," ungkap Turiyah.

"Tahan banting berarti," ungkap Presiden Jokowi.

"Saya tidak bisa memberikan sepeda, tapi saya akan beri album foto yang harganya bisa membeli 20 sepeda karena ada tulisan 'Istana Kepresidenan RI'," kata Presiden yang memberikan album foto berisi foto dirinya dan Turiyah.

Jokowi juga mengingatkan kepada para kyai dan tokoh se-eks Karesidenan Kedu agar berbondong-bondong mendatangi TPS pada hari pemilihan suara 17 April 2019 nanti.

"Tangal 17 April, tinggal 24 hari lagi, mari mengajak keluarga, saudara-saudara kita berbondong-bondong ke TPS menggunakan hak pilihnya. Jangan biarkan satu orang pun golput karena 17 April menentukan arah bangsa ke depan, sangat menentukan sekali," tegas Presiden.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus