Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komnas Perempuan mengkritik pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika atau Menkominfo Budi Arie Setiadi soal perempuan lebih kejam dari laki-laki saat membicarakan kasus pembunuhan suami oleh polisi wanita (Polwan) di Mojokerto, Jawa Timur. Perkataan itu sebelumnya disampaikan Budi Arie dalam rapat dengan Komisi I DPR RI di kompleks parlemen Senayan pada Senin, 10 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani, pernyataan Budi Arie memiliki bias gender yang sangat kentara. “Pernyataan dengan prasangka gender yang mendiskreditkan satu pihak jenis kelamin tertentu biasa juga disebut sebagai pernyataan yang seksis,” kata Andy melalui pesan singkat pada Selasa, 11 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Andry mengatakan pernyataan Menkominfo Budi Arie Setiadi bahwa ‘perempuan ternyata lebih kejam daripada laki-laki’ terkait erat dengan sterotype perempuan. Di antaranya, kata dia, stereotip bahwa perempuan adalah pihak yang emosional dan harus bersifat lemah lembut. “Sehingga dianggap lekas gelap mata dan tidak bisa mengambil keputusan rasional dalam menghadapi masalah.”
Andy menyatakan pernyataan seksis tidak selalu diarahkan ke perempuan. Bias gender juga bisa mendiskreditkan laki-laki. Namun, kata dia, pernyataan seksis lebih sering diarahkan kepada perempuan dalam konteks masyarakat patriarkis.
Andy menilai label seperti yang diberikan Budi Arie juga lah yang kemudian membuat kapasitas perempuan sering diragukan. Khususnya dalam posisi-posisi kepemimpinan, baik di lembaga negara maupun swasta.
Sebagai pejabat publik, Andy mengatakan Budi Arie perlu lebih mawas dalam mengeluarkan pendapat agar tidak meneguhkan stereotip gender yang dapat semakin mendiskriminasi perempuan. “Dan juga mendistraksi perhatian publik pada persoalan sesungguhnya yang harus segera ditangani,” ujar Andy.
“Pernyataan Menkominfo yang bersifat over-generalisasi atas satu kasus yang bersifat individual kemudian menjadi polemik. Akibatnya, berpotensi menggeser perhatian dari persoalan yang lebih utama,” ucap Andy.
Seharusnya, kata Andy, pejabat publik terus menjaga agar fokus publik tetap kepada proses penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan di dalam perkawinan dan keluarga. “Dan penanganan dampak negatif dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam bentuk judi online,” kata dia.
Sebelumnya, Budi Arie Setiadi menanggapi kasus Polwan di Mojokerto, Jawa Timur yang membakar suaminya akibat judi online. Sambil bercanda, Budi mengatakan perempuan lebih kejam dari laki-laki saat membicarakan kasus tersebut.
“Ternyata perempuan itu lebih kejam dari lelaki ya. Ini tanpa gender stereotype loh, yang istrinya membunuh suaminya polisi,” kata Budi di kompleks parlemen Senayan, Jakarta pada Senin, 10 Juni 2024. Budi sedang mengikuti rapat dengan Komisi I DPR RI saat mengatakan hal tersebut.
Pilihan Editor: Jokowi Angkat Bicara soal Kabar Reshuffle Kabinet pada Juni