Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merilis bahwa Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Kamis, 28 Januari 2021, pukul 10.13 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo 69 mm dan durasi 175 detik, tinggi kolom tak teramati, cuaca berkabut," cuit akun @BPPTKG di Twitter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BPPTKG menyatakan bahwa awan panas guguran terjadi dengan estimasi jarak luncur 2.000 meter ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak dan Boyong.
BPPTKG juga mempertahankan status Merapi pada Level III atau status Siaga. Status tersebut ditetapkan sejak 5 November 2020.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sleman menyatakan ada tiga titik evakuasi warga.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan menuturkan titik pertama adalah barak pengungsian Purwobinangun. "Yang kemarin itu dari Dusun Turgo 145 jiwa dievakuasi di barak pengungsian Purwobinangun, sebelahnya balai desa," kata Makwan kepada Tempo, Kamis, 28 Januari 2021.
Titik evakuasi kedua adalah barak pengungsian Plosokerep yang diisi 1 KK atau 10 jiwa dari Kelurahan Umbulharjo. Menurut Makwan, mereka melakukan evakuasi mandiri karena masih merasa khawatir dengan situasi Merapi. "Mereka baru menempati rumah di situ, sehingga belum pernah punya pengalaman dia," katanya.
Titik evakuasi erupsi Gunung Merapi berikutnya adalah barak pengungsian Glagaharjo yang sempat diisi 41 jiwa dari Kalitengah Lor. Makwan mengatakan, sebagian dari mereka sudah kembali ke rumahnya masing-masing dan tersisa 5 jiwa yang masih mengungsi di barak.