Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek hilirisasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan pada Senin, 24 Januari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Proyek ini harus selesai sesuai dengan target 30 bulan. Jangan ada mundur-mundur lagi," ujar Jokowi seperti disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 24 Januari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembangunan proyek DME di Kabupaten Muara Enim merupakan pilot project di Indonesia. Sejauh ini tiga belah pihak yang terlibat yakni PT Bukit Asam sebagai penyalur bahan baku batubara, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Air Product sebagai penyedia teknologi gasifikasi, dan PT Pertamina sebagai offtaker (pembeli DME) sedang proses perampungan perjanjian kerja.
"Setelah selesai di sini, di mulai lagi di tempat lain, karena ini hanya bisa mensuplai kebutuhan Sumsel dan sekitarnya," ujar Jokowi.
Lewat hilirisasi ini, pemerintah memanfaatkan batu bara untuk menjadi dimethyl ether hingga bahan baku untuk pabrik petrokimia. Nantinya batu bara akan dikonversi menjadi gas, gasnya bisa untuk dimethyl ether, dimethyl ether bisa untuk mengganti LNG maupun syngas batu bara bisa untuk metanol, pupuk maupun keperluan pabrik petrokimia
Dimethyl ether dipandang memiliki prospek sebagai bahan bakar masa depan karena mampu digunakan sebagai pengganti elpiji. Melalui skenario gasifikasi batubara menjadi dimethyl ether, pemerintah berupaya memperpanjang masa pemanfaatan batu bara sebagai energi primer.
Jokowi menyebut, kebutuhan elpiji di Indonesia sudah sangat besar, sehingga mesti dicarikan alternatif lain pengganti elpiji yang angka impornya terus membengkak setiap tahun.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), impor elpiji pada 2020 telah mencapai 77,63 persen dari total kebutuhan nasional sebanyak 8,81 juta ton. Tanpa upaya hilirisasi batubara, rasio angka impor elpiji bisa naik menjadi 83,55 persen dari total kebutuhan 11,98 juta ton pada 2024.
DEWI NURITA