Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK mulai menjangkiti hewan ternak di beberapa daerag di Indonesia. Awalnya, wabah ini bermula di empat kabupaten di Jawa Timur, namun kini penyebarannya semakin meluas ke sejumlah provinsi. Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) mengkategorikan PMK sebagai penyakit hewan paling berbahaya dan termasuk golongan A yang mudah menyebar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyakit mulut dan kuku (PMK) atau dikenal sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) adalah penyakit virus ternak yang parah dan sangat menular yang memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Penyakit ini menyerang sapi, babi, domba, kambing dan ruminansia berkuku belah lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir dari kanal World Organization for Animal Health, PMK ditandai dengan demam dan luka seperti melepuh pada lidah dan bibir, putting susu, maupun kuku hewan ternak.
Virus penyebab PMK adalah aphthovirus dari famili Picornaviridae. Terdapat tujuh strain (A, O, C, SAT1, SAT2, SAT3, dan Asia1) yang endemik di berbagai negara di dunia. Setiap strain membutuhkan vaksin khusus untuk memberikan kekebalan pada hewan yang divaksinasi.
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung selama 1-14 hari, atau sejak hewan tertular penyakit hingga muncul gejala. Meskipun tingkat kematiannya rendah yaitu 1-5 persen, namun tingkat penularan PMK cukup tinggi. Melansir dari kanal Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, berikut adalah gejala klinis hewan ternak yang tertular PMK.
Gejala pada sapi
- Mengalami anoreksia (tidak nafsu makan)
- Keluar air liur yang berlebih
- Mengalami demam hingga mencapai 41 derajat celcius.
- Penurunan produksi susu yang drastis (pada sapi perah)
- Hewan lebih sering berbaring
- Luka pada kuku, hingga lepas
- Saliva menggantung, air liur berbusa
- Pembengkakan kelenjar submandibular
- Menggertakkan gigi, menggosokkan mulut, dan suka menendangkan kaki
- Terjadi komplikasi berupa erosi di lidah dan superinfeksi dari lesi, mastitis, dan penurunan produksi susu secara permanen
- Mengalami myocarditis dan abotus kematian pada hewan muda
- Kehilangan berat badan permanen, kehilangan kontrol panas.
Pada domba dan kambing
- Lesi (lepuh) kurang terlihat, atau lesi pada kaki juga bisa terlihat.
- Lesi pada sekitar gigi domba
- Kematian hewan muda
- Keluar air liur secara berlebih
Virus PMK tidak mampu bertahan pada keadaan asam dan basa, sehingga, Anda bisa menggunakan larutan disinfektan seperti dengan mencampurkan larutan bayclin atau pemutih pakaian lainnya sebanyak 57 mililiter ke dalam 1 liter air. Disinfektan ini digunakan untuk menyemprot area kandang, peralatan ternak, maupun kendaraan.
Atau jika Anda menemui beberapa gejala tersebut, tindakan pertama yang bisa Anda lakukan adalah melaporkan kasus dengan menghubungi hotline PMK di wilayah kerja tiap daerah.
RISMA DAMAYANTI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.