Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Sektor Kasihan, Bantul, Yogyakarta, bersama Kepala Dukuh 03 Jeblog, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, membatalkan pameran seni bertajuk Tanah Istimewa di Galeri Lorong, Jeblog, Tirtonirmolo. Pameran itu rencananya akan berlangsung pada 14-15 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, Kapolsek Kasihan Komisaris Supardi meminta Kepala Dukuh 03 Jeblog Joko Pramono agar memberi tahu pengelola Galeri Lorong sebagai tempat pameran seni untuk membatalkan pameran itu. “Alasannya tidak pro pada program pemerintah, meresahkan masyarakat, dan tidak berizin,” kata kurator Galeri Lorong, Arham Rahman, Kamis, 15 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kamis sore, 14 Februari 2018, Joko Pramono menelepon Direktur Galeri Lorong agar membatalkan pameran. Pengelola galeri kemudian menemui kepala dukuh untuk mengkonfirmasi permintaan pembatalan itu. Kepada pengelola galeri, kepala dukuh menyatakan kegiatan tidak boleh dilaksanakan dengan alasan meresahkan masyarakat.
Dari hasil pertemuan itu, kata Arham, mengesankan ada instruksi dari Kapolsek Kasihan kepada kepala dukuh. Sebelum menelepon pengelola galeri, kepala dukuh sempat dipanggil Kapolsek Kasihan Komisaris Supardi.
Arham mengatakan mereka keberatan dengan pameran yang mengkritik pembangunan Bandara Kulon Progo. Galeri Lorong terpaksa membatalkan pameran itu setelah mendiskusikan dengan seniman yang akan berpameran. Menurut dia, selama ini tak pernah bermasalah dengan masyarakat di sekitar galeri. Bahkan berbagai kegiatan dengan tema agraria sebelumnya, misalnya diskusi juga tak pernah dilarang.
Penyelenggara pameran solidaritas “Tanah Istimewa” telah memasang sejumlah karya seni. Di antaranya poster, lukisan, seni instalasi, dan video. Ada juga benda-benda milik warga Temon yang tinggal di lokasi calon bandara yang dibongkar paksa, di antaranya meteran listrik. Acara itu juga akan memutar film tentang penggusuran paksa warga Kulon Progo.
Baca juga: Yogyakarta Dinilai sebagai Kota Intoleran
Adi, aktivis Teman Temon, penyelenggara pameran “Tanah Istimewa” mengatakan pameran itu melibatkan sejumlah seniman yang bersolidaritas terhadap penggusuran paksa warga Temon yang terkena dampak pembangunan Bandara Kulon Progo. Ia menyebutkan pembatalan oleh polisi dan kepala dukuh menunjukkan kebebasan menyatakan pendapat dan berekspresi semakin terancam di Yogyakarta. Padahal, Yogyakarta selama ini dikenal dengan julukannya sebagai The City of Tolerance.
“Kami mohon maaf kepada kawan-kawan yang terlibat dan berpartisipasi. Solidaritas untuk mempertahankan ruang hidup akan terus kami dukung dan perjuangkan di mana pun dan kapan pun,” kata Adi.
Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Kasihan, Bantul, Inspektur Satu Yan Indah, mengatakan pembatalan itu berhubungan dengan masalah perizinan. “Saya belum bisa berikan penjelasan. Yang tahu Kapolsek,” kata Yan Indah ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Ponsel Kapolsek Kasihan Komisaris Supardi tidak aktif ketika dihubungi. Begitu pula dengan ponsel Kepala Dukuh 03 Jeblog Joko Pramono.