Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli mengatakan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) perlu mengawasi aksi Reuni Akbar 212. Sebab, menurut Guntur, aksi massa ini dapat berpotensi menjadi kegiatan kampanye pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tidak bisa dipisahkan reuni sebagai gerakan memenangkan Prabowo dan Sandiaga," ujar Guntur dalam diskusi di kawasan Kuningan, Jakarta, Sabtu, 1 Desember 2018. Reuni Akbar 212 akan dilangsungkan di Monas pada Ahad, 2 Desember 2018.
Menurut Guntur, potensi pelanggaran dengan kampanye di muka umum ini dapat dilihat dari peserta Reuni Akbar 212. Dia mengatakan semua tokoh-tokoh penting di kubu Prabowo hadir dalam acara Ahad esok. "Apalagi nanti kalau Prabowo hadir, ini semakin memperlihatkan keinginan untuk memenangkan pilpres 2019," katanya.
Hal senada disampaikan Direktur Lembaga Pemilih Indonesia Boni Hargens. Boni menilai jika Prabowo hadir, acara tersebut dapat berpotensi menjadi rapat umum di ruang publik yang tak sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2018 tentang kampanye. "Bawaslu harus turun dalam hal ini. Apakah 212 ini kampanye atau bukan," ucapnya.