Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar seluruh tahapan proses penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dapat segera diselesaikan.
"Regulasi selesaikan, urusan instrumen pendanaan yang kita harapkan, termasuk insentif bagi pemangku kepentingan, juga harus kita lihat," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas membahas kelanjutan kerjasama penurunan emisi GRK Indonesia - Norwegia, di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin, 6 Juli 2020.
Jokowi mengatakan berdasarkan konferensi perubahan iklim yang sudah diratifikasi, Indonesia memiliki target penurunan emisi GRK sebesar 29 persen pada 2030. Ia menyebut Indonesia punya kewajiban untuk penurunan emisi karbon di sektor kehutanan sebesar 17,2 persen, sektor energi 11 persen, limbah 0,32 persen, sektor pertanian 0,13 persen, dan sektor industri serta transportasi 0,11 persen.
"Kita harus memastikan pengaturan karbon ini betul-betul punya dampak signifikan bagi penurunan GRK sebesar 26 persen pada 2020 dan 29 persen pada 2030," kata Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga meminta program pemulihan lingkungan seperti perlindungan gambut dan percepatan rehabilitas hutan dan lahan terus dilanjutkan. Jokowi juga mengingatkan agar terus mewaspadai kebakaran hutan dan lahan. Terlebih di saat mulai memasuki musim panas.
Upaya lain seperti perlindungan biodeversity yang sudah melekat sebagai upaya perlindungan hutan dan pemulihan habitat harus dipastikan betul-betul berjalan di lapangan.
"Juga pengembangan biodiesel B30, B50, dan akan ke B100, pengembangan energi surya, energi angin, saya kira kita sudah mulai ini dan agar terus dilanjutkan," kata Jokowi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini