Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Depok- Antrean pembeli gas LPG 3 kg mengular di sejumlah pangkalan dan agen gas bersubsidi Pertamina di Kota Depok. Salah seorang warga, Sopiah, mengatakan kelangkaan gas sudah terjadi sejak tiga hari lalu. Stok gas di seluruh warung dekat rumah perempuan berusia 47 tahun itu, juga telah habis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan editor: Kemendiktisaintek Wanti-wanti Dosen ASN yang Demo di Istana: Jangan Sampai Kebablasan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sekarang cari di warung-warung susah, makanya ke pangkalan,” ujar Sopiah usai antre di salah satu pangkalan gas di Jalan Mahakam, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Senin, 3 Februari 2025.
Adapun warga membeli langsung gas bersubsidi ke pangkalan dan agen setelah pemerintah melarang penjualan gas LPG 3 kg di pengecer atau warung mulai 1 Februari 2025.
Sopiah mengaku membeli gas 3 Kg seharga Rp19 ribu, tetapi harus membawa KTP. Penjual juga hanya membolehkan membeli 1 tabung per orang. “Di warung bisa Rp 23 ribu sampai Rp 25 ribu, tapi itu juga enggak ada. Kosong semua di warung,” ucap Sopiah.
Sementara itu, Jaim, 52 tahun, warga RT05 RW01 Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, mengaku sudah mengantre di pangkalan dekat rumahnya di Jalan Kemuliaan. Namun, ia kehabisan gas melon yang ingin dibelinya.
“Antre dari belakang, maju sampe tengah sudah habis. Muter-muter cari lagi, akhirnya dapat di dekat Mahakam,” kata Jaim.
Menurut dia, kelangkaan gas bersubsidi itu kerap terjadi di Depok. Ia berharap pemerintah bisa segera memulihkan pasokan gas 3 kg di wilayahnya.
Di tempat terpisah, S, salah satu pemilik pangkalan mengatakan kelangkaan gas terjadi karena Pertamina terlambat mengirim gas ke agen dan pangkalan. “Masih banyak kok terlihat pengantaran gas di jalan-jalan. Selain itu, ada kebijakan baru, tidak boleh menjual ke pengecer, jadi masyarakat langsung ke agen atau pangkalan, tujuannya agar tepat sasaran,” ujar S.
Selain kedatangan pasokan gas yang terlambat, kata dia, ada faktor lain yang menyebabkan kelangkaan, yaitu libur panjang yang membuat permintaan gas melon ikut meningkat.
"kalau kelangkaan enggak sih ya. Pasokannya telat,” ucap S.
Saat dikonfirmasi, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kota Depok Ahmad Badri enggan berkomentar terkait hal tersebut dan menyarankan menghubungi Pertamina.
“Untuk lebih lengkap dan jelasnya bisa menghubungi Comrell/ communication relationship JBB PT Pertamina,” kata Badri.